bintang


Jumat, 02 Maret 2012

Ibuku Sayang Ibuku Malang


3 Maret 2012..


Teringat cerita tentang seorang kawan. Bahkan bukan sekedar cerita namun sudah menjadi bukti nyata secara kasat mata.



Banyak sebuah pengharapan di mata bundanya. Banyak sebuah keistimewaan disebuah mata bundanya.
Dia ingin anak-anaknya bisa sukses tidak seperti ibunya. Atau bahkan mengungguli ibunya.
Jika melihat penampilan akhwat sahabat fillah. Sungguh menentramkan hati. saling tersenyum karena mengasihi dan mencintai karena Alloh.

Perbekalan jalan dakwah belum tuntas hingga disini.
Ketika tergelincir arus bukan malah tersangkut melainkan terbawanya. naudzubillah.

Hanya ada satu kalimat jangan berhenti atau putus asa. Ketika ibunda tak bisa seperti kita. Mereka belum bisa menyempurnakan imannya. Ibunda belum bisa berpakaian seperti kita. Ibunda belum bisa menutup aurat seperti kita. Ibunda masih enggan menutupi rambutnya yang kian memutih.

Jika melihat di pedesaan masih sering ibu-ibu atau nenek-nenek memakai kebaya kumel serta tapi /kain / jarit kemudian menginang atau sirih.
Terkadang anaknya yang seorang akhwat lupa dengan kondisi keluarga tercinta bahkan seorang ibu.

Namun jika ia sudah berusaha memberitahukan belum ada hasilnya maka bersabarlah dan berdo'a. Namun aku belum melihat kegigihan kalian, bahkan rasa cinta kalian terhadapnya hingga terhadap Alloh. kadang kalian egois hanya mendoakan ampuni dosaku. Tapi tak berdo'a dengan bersimpuh penuh harap berikan hidayah kepada keluargaku. terutama ibuku adik-adik perempuanku dan semua umatmu.

Ibunda masih tetap berpegang teguh bahwa jilbab bukan segalanya. Tapi ibadahnya yang harus diperbanyak.
Maka dekatilah,nasehatilah dengan cara yang baik. Buatlah hatinya luluh begitu mendengar ucapan putrinya yang begitu kokoh memegang pedoman Al-qur'an.
Kita dituntut untuk Berilmu,bukan sekedar mendengar. Tapi Sami'na Wa Ato'na. (kami dengar dan kami taat)
Bukan hanya umat selain kerabat yang kita ajak kedalam ma'ruf namun kerabat dekat.

Teman blogger/ pembaca yang di rahmati ALloh subhanawallahu wa ta ala.
Masihkah diantara Ibunda atau adik perempuan kalian yang belum bisa kau raih tangannya?
Mari kita sama-sama berusaha tanpa patah semangat hingga akhir hayat.
Kita mungkin tak ingin terpisah jarak antara neraka dan surga. Maka berharaplah dengan Ilmu. Mari bawa bekal kita, mari cari bekal kita.
Bukan semata-mata kita sebagai insan hanya mencari kesenangan yang bersifat (hak saya, apa urusan anda). nauzubillah mindzalik.

Jika ibu sudah mau menuruti apa kata kita, mari buat dia menjadi pendengar suatu pengajian / taklim dan kita adalah sang penceramahnya.

Satu cara saling menyayangi.

Aku dulu pernah di ejek teman saat SD. Aku itu manja dengan ibuku.
terang saja, jika tidak siapa yang mampu membuatnya luluh mendengarkan ucapanku ketika ku ingin berada di sisinya hingga ke jannahNYA?
ketika aku mendahului menggunakan jilbab, dan ibuku mau mengikuti anjuranku siapa yang menyuruhku sebelumnya?
Allohlah jawabnya. Kemudian bagikan ilmu kita kepadanya. Diskusikan sesuatu yang bisa membuatnya tenang dan begitu semakin mencintaiNYA.

Manja-lah terhadap ibuMU.
Manja dalam artian Mandiri Jaga AmanatNYA,.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. AT-TAHRIM :6)


Ibuku sayang Ibuku malang
aku menyebutnya
karena tak terasa waktu menjawabnya
kau sungguh memang sedang malang di penghujung awang-awang

aku tak dapat merubah tetesan air matamu
menjadi kristal bening yang bersifat penenang jiwa
namun hanya do'a yang dapat ku panjatkan untukmu
ku ingin melihat kau sesuai dengan anjuran Alloh Subhana wa ta ala


Engkau akan dengan segera mendapati rentetan kasih sayang Allah yang tidak pernah engkau sangka-sangka sebelumnya.
Jadi, apa lagi yang kau tunggu? Bentangkanlah jilbabmu dan tutupilah cantikmu. Belajarlah menghargai dirimu sendiri dengan menjaga jilbabmu, maka dengan begitu orang lain pun akan ikut menghargai dirimu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya,
“Barang siapa di antara kalian mampu membuat perlindungan diri dari api Neraka meskipun hanya dengan sebiji kurma, maka lakukanlah.” (Hadits shahih. Lihat Shahih Al-Jaami’ (no. 6017). Dari jalan ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar